Bocah
bocah di beranda rumah itu, dik,
Dengan
tangis, tawa dan candanya
Adalah
negeri dengan gemericik air pegunungan yang ku rindui,
Untuk
kerap beranjak dari hari-hari yang membuat pekak telinga dan hati
Adalah
potret besar dari kepolosan dan kejujuran sikap yang asing kita kenali
Adalah
arena cinta dan kasih kita teruji
Maka
jangan sekali pernah, dik
Berpraduga
dan cemburui apa yang semampuku
Ingin ku
bagi
(Smrd, Nopember
97)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar